SeeD … (chapter 1)

Tittle                      : SeeD … (chapter 1)

Name Author    : mrs_DuYo

Rating                   : 15

Length                  : chapter

Genre                   : fantasy

Main Cast             : Yoon Dujun, Park Shin Ji (OC), Kang Seung Yoon

Support Cast       : Park Shin Hye, Yang YoSeob,

Disclaimer            : visit check duyob2st.wordress.com thank:)

 

 

Shin Ji  –pov-

 

Aku terbangun dari tidurku. Aku benar-benar mudah terbangun dalam tidur pulasku walau ketika aku tidur ada suara kecil yang mengangguku atau lebih tepatnya membuatku penasaran. Terbangun karena suara gemericik air didalam kamar mandiku. Biar lebih jelas, apartement ku cukup sederhana satu kamar tidur dilengkapi kamar mandi, ruang tengah yang kecil dan juga dapur.

Mengapa aku bisa terdengar suara itu? Itu karena kamar mandi ku terletak dekat dengan ruang tidur ku. Jika dikalangan rumah mewah, ini diibaratkan aku memiliki kamar tidur yang ada didalamnya terdapat kamar mandi. Haaa! Konyol.

Aku menyeritkan kening ku, siapa yang akan mandi pada pukul tengah malam ini? Oh ini Midnight.. apa orang itu tidak kedinginan? Aku harap itu adalah Park Shin Hye, kakak perempuan ku. Karena ia memiliki kebiasaan mandi tengah malam.

Tapi, tidak mungkin jika itu Shin Hye, karena aku tidak tahu ia akan pulang kapan. Lagi pula, ia sudah memiliki apartement sendiri. Ke rumahku hanya sekedar mampir tuk memeriksa keadaanku.

Aku menghirup aroma wangi shampo ku.  Siapa sebenarnya orang itu? Aku segera beranjak dari tempat tidurku. Lalu, melangkahkan kaki ku pelan ke arah kamar mandi.

Didepan pintu kamar mandi, aku menempelkan satu telinga ku ke daun pintu itu. Terdengar suara orang bersiul, karena tak sabar, aku pun mengetuk kamar mandi itu.

Tok! Tokk!

Nuguseyo?” tanyaku tanpa merubah posisi ku. Ku tunggu beberapa menit, namun tidak ada jawaban. “Yak! Nuguseyoo? kalau kau tidak menjawab, aku akan berteriak.

Cklek..

Aku mendengar suara kenop pintu terbuka. Aku segera merubah posisi ku berdiri disamping pintu. Tak lupa kedua tangan ku ikut menutup kedua wajahku.

“Jweisonghamnida.. aku tadi memakai kamar mandi mu, karena tadi saat terbang melayang diluar sana, wajahku terkena polusi udara dan lengket. Dan aku melihat kamar mandi mu kosong, ya sudah aku pakai aja. Jelasnya panjang lebar.

Aku masih belum membuka tanganku. Terlalu takut untuk melihat wajah orang itu, apalagi suara beratnya itu yang menandakan ia seorang laki-laki.

“APA? Terbang? Melayang? Siapa kamu sebenernya?”

Aigoo! Aku adalah Seelen Der Toten.” Apa katanya? Silin dir tuna? Mengapa dia pakai bahasa asing yang tidak ku mengerti?

“Silin Dir Tuna?”

“Hahahahah…” orang itu tertawa terbahak-bahak lalu memegang tanganku untuk membuka tanganku yang menutupi wajahku. Setelah itu, aku menunduk karena masih belum berani melihat wajah orang itu.

“Apa aku terlalu menyeramkan?”

Aku mencoba mendongakkan kepala ku sedikit ke atas, “Siapa kamu sebenarnya?” pertanyaanku ku ulang lagi.

Seelen Der...”

Ku lihat wajahnya dengan seksama. Dari ujung rambut atas rambutnya yang basah hingga ujung kakinya. Anting-anting itu, ia tidak pantas memakai anting-anting itu bahkan. Ia terlihat tampan jikalau ia tidak memakai anting-anting itu.

“Apa yang kau lihat?” tanya nya penasaran.

Aku menggeleng kepala ku pelan. “Tuan Silin…” “Heh! Silin silin, Seelen Der.” Potongnya, “Ya, terserah kamu aja lah. Tapi memang itu namamu?”

“Hahahah…” err dia tertawa lagi, cukup beruntung dirimu, Tuan Tuna hari ini aku baik sekali padamu. Jika aku jahat, saat tertawa mungkin aku sudah menyumpal kaus kaki favorit ku.

“Yak! Hentikan!!” ujar ku, dia langsung terdiam tetapi wajahnya masih cengengesan.

“Siapa kamu sebenarnya? Nama mu Seelen Der? Apa kau bukan orang Korea?” okay, aku tidak bosan melontarkan pertanyaan ‘Siapa?’ karena aku benar-benar penasaran siapa dia sebenarnya.

“Kau bodoh!” umpat nya.

Aku mengerutkan keningku, “Mwoya?” bentak ku pelan.

Seelen Der itu adalah arwah. Jangan tanya lagi arwah itu apa? Atau aku akan mengutuk perempuan seperti mu tidak memiliki pasangan seumur hidup.”

“Berarti kau sudah mati dong?” ceplos ku.

Dia menatap ku geram, “Tidak, aku masih hidup! Ya enggaklah, aku sudah mati. Mungkin memang sudah mati, tapi entahlah…aku bingung dengan status nyawa ku. Dan ini semua karena…” dia menggantungkan kalimatnya.

“Karena?” tanya ku lagi.

“Kau tidak perlu tahu, karena kau masih kecil.” jawabnya enteng. Wah darimana ia tahu kalau aku masih kecil?

“Kau itu masih bersekolah kan? Di … kelas XII jurusan desain grafis?” eh? Bagaimana dia bisa tahu? Apa dia bisa membaca pikiranku?

“Ya, aku bisa membaca pikiran mu dan aku tahu segala hal tentang mu. Dan sekarang waktunya tidur, tuan putri.”

Oh ya? Berani sekali dia memerintah ku untuk tidur. Sedangkan dia belum menjelaskan asal usul dirinya hingga bisa masuk ke dalam kamar mandi ku.

“Arrrgghhh!” aku mengacak-acak rambut ku. Itu berarti, dia memakai handuk ku, memakai sabun ku? Arrhh!! Jinjja!!

“Hey! Hey kau kenapa? kalau kau ngantuk, lebih baik tidur sana.”

“Baik, aku akan tidur asal kau mau menjelaskan siapa kau sebenarnya.” Dasar bodoh! Lagi siapa juga yang mau begadang bersama orang yang tidak jelas seperti mu, eoh? Eh tapi dia oke juga, oh rahangnya, aku benar-benar lemah jika berhadapan dengan rahang laki-laki, apalagi wajah tampan menyempurnakan lekuk rahang itu… aarrhh!! Shin Ji-ya, sadarlah!!

“Besok, aku akan ceritakan semuanya.”

“Janji?” aku mengacungkan kelingking ku. Ia menatap ku aneh, “Mana kelingking mu?” tanya ku, lalu ia ikut mengacungkan dan aku mengaitkan dengan kelingking ku, “Janji!!” aku bisa menyentuhnya…

Setelah itu, aku kembali ke tempat tidur ku, “Eh? Kau tidak apa-apa kalau tidur di sofa?” tanya ku, ia mengangguk dan berbaringkan dirinya di sofa.

 

tbc..

Leave a comment